Nyi Ageng Serang

      Nyi Ageng Serang

Pemilik nama lengkap Raden Ageng Kustiah Retno Edi ini adalah seorang ahli strategi perang yang lahir di Serang 1752. Meskipun kodratnya sebagai seorang perempuan, namun ia juga mampu sebagai panglima perang. Ayahnya adalah Pangeran Natapraja, Bupati Serang Yogyakarta yang dikenal juga sebagai Panembahan Serang. Sejak kecil, Nyi Ageng Serang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi untuk mengusi Belanda dri bumi pertiwi.

Masa Perjuangan 

Pada abad 19, Belanda mulai menyerang tanah Jawa dan mulai merendahkan martabat raja-raja Jawa serta membuat keadaan rakyat semakin sengsara karena banyak terjadi perampasan tanah-tanah rakyat sehingga meletuslah perang Diponegoro (1825-1830) yang juga menjadikan Nyi Ageng Serang (usia 73 tahun) sebagai pinisepuh dalam perang tersebut.

Usia tidak menghalangi Nyi Ageng dalam perang tersebut, bahkan ia memimpin langsung pasukannya ketika perang gerilya di desa Beku, kabupaten kulon progo. Strategi yang diterapkan oleh Nyi Ageng dalam perperangan tersebut, membuat Pangeran Diponegoro mengangkatnya sebagai penasehat, sejajar dengan Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Joyokusumo dalam siasat perang.

Akhir Hayat 

Karena fisik yang semakin melemah, akhirnya Nyi Ageng mengundurkan diri dari medan pertempuran dan menetap di rumah keluarga Nataprajan di Yogyakarta sampai ia wafat tahun 1828 pada usia 76 tahun karena sakit. Atas jasa-jasanya membela negara, Nyi Ageng Serang diberi gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI No. 084/TK/Tahun 1974, tanggal 13 Desember 1974.

Sumber: https://sejarahlengkap.com/tokoh/pahlawan-nasional-wanita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pattimura

Tari Kecak

Heinrich Rudolf Hertz